Tradisi dan Budaya Suku Sunda di Jawa Barat

Tradisi dan Budaya Suku Sunda di Jawa Barat

Tradisi dan Budaya Suku Sunda di Jawa Barat – Tradisi suku Sunda menarik banget nih untuk pengeluaran sidney diketahui lebih dalam. Salah satu suku di pulau Jawa ini memiliki ragam adat dan kebudayaan yang menjadi ciri khasnya. Ada sederet tradisi suku Sunda yang masih terjaga sampai saat ini. Sudah turun temurun diwariskan masyarakat, setiap tradisi memiliki makna dan tujuan tersendiri. Sunda memiliki tradisi dan budaya yang khas, unik, dan menarik yang bisa ditemui di dalamnya. Asal adat Sunda yang biasanya ditemui di Jawa Barat. Banyak tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini oleh masyarakat setempat untuk menjaga ciri khas dari Suku Sunda. Berikut macam-macam tradisi Sunda yang dapat Lapis mania temui!

Tradisi Ngaruat Bumi

Selanjutnya Tradisi Ngaruat Bumi dapat ditemui di Desa Banceuy. Salah satu dari 10 tradisi sunda yang khas, kata Ngaruat Bumi berasal dari kata “ngarawat” yang artinya mengumpulkan atau memelihara, sehingga secara keseluruhan bermakna mengumpulkan seluruh anggota masyarakat dan mengumpulkan seluruh hasil bumi, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun yang sudah jadi atau matang. Ngaruwat Bumi Kampung Banceuy dilakukan hari Rabu terakhir bula Rayagung atau bulan Dzulhijjah (menjelang dan menyambut tahun baru Islam).

Baca Juga : 6 Kegiatan Dalam Budaya Adat Istiadat Suku Nias

Sungkeman Adat Pernikahan

Setiap daerah memiliki tata cara dalam pelaksanaan pernikahan termasuk pada adat Sunda. Biasanya tata cara upacara pernikahan adat sunda terdiri dari sungkeman, huap lingkung, ayam bakakak, meleum harupat, ngalengkahan barrera, buka pintu, ngalarapkeun sejodo japati, pecah kendi, dan saweran. Sesi Sungkeman ini juga termasuk 10 tradisi sunda. Di mana kedua mempelai dipersilakan untuk sembah sungkem kepada orang tua mempelai wanita terlebih dahulu sebelum beralih ke orang tua mempelai pria.

Tradisi Seren Taun

Tradisi Seren Taun masih kental ditemui di Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Selanjutnya, tradisi ini dilakukan secara rutin setiap tahun saat akan panen padi. Seren Taun berasal dari Bahasa Sunda yaitu ‘Seren‘ yang berarti Serah, Seserahan (menyerahkan) dan kata ‘Taun‘ yang berarti Tahun, sehingga Seren Taun memiliki arti serah terima dari tahun lalu ke tahun yang akan datang sebagai bentuk rasa syukur masyarakat hongkong live kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua hasil pertanian yang mereka dapatkan. Uniknya, ada artian lain dari Tradisi Seren Taun yaitu masyarakat Sunda Wiwitan atau Sunda Asal, sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Dewi Asri atau Nyi Pwah Aci yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah selama sepanjang tahun.

Tingkeban

Tradisi Tingkeban adalah adat kebiasaan masyarakat sunda sebagai ungkapan selamat kepada seorang wanita saat kehamilannya menginjak 7 bulan. Tujuan dari Tingkeban adalah untuk memohon berkah dari Tuhan demi keselamatan calon ibu dan anaknya. Tingkeban hanya dilakukan saat anak yang dikandung merupakan anak pertama bagi ibu dan ayahnya.

Tembuni

Tradisi Tembuni menjadi budaya turun temurun Masyarakat Sunda. Tradisi ini dilakukan setelah persalinan agar bayi selamat dan bahagia. Tembuni artinya plasenta bayi (ari-ari). Menurut kepercayaan setempat, tembuni merupakan saudara bayi yang tidak boleh dibuang sembarangan sehingga harus melalui ritual khusus saat akan mengubur dan menghanyutkannya. Setelah kelahiran bayi, tembuni dibersihkan dan diletakkan ke dalam kendi serta diberikan bumbu-bumbu seperti garam, asam dan gula merah. Kendi lalu ditutupi dengan kain putih dan diberi bambu kecil agar tetap dapat menerima udara sebelum dikubur atau dihanyutkan. Jika dikubur, kuburan tembuni tetap harus diberikan penerangan yang terus menyala sampai tali pusar bayi lepas dari perutnya.

Tradisi Agama

Mayoritas orang Sunda menganut agama Islam, tetapi ada juga pengaruh tradisi animisme dan kepercayaan lokal dalam budaya mereka. Keunikan ini menciptakan identitas budaya yang kaya dan beragam di antara orang-orang Sunda, menjadikannya salah satu kelompok etnis yang menarik dan berharga dalam keanekaragaman budaya Indonesia.

More From Author

+ There are no comments

Add yours